Jayapura, 20/03 (Jubi) – Indonesia dinilai lebih peduli dengan
masalah internalnya serta posisinya di Asia Tenggara daripada
berdiplomasi dengan negara-negara Melanesia.
Jon Fraenkel, Profesor politik Kepulauan Pasifik dari Universitas
Victoria, Wellington, Selandia Baru dalam wawancaranya dengan Radio
Australia (20/03) mengatakan sudah lazim terjadi dimana isu-isu
kebijakan internasional atau regional diperjuangkan dalam politik
domestik di negara-negara Melanesia.
"Itu juga terjadi di Vanuatu dimana perbedaan antara dukungan dan
oposisi kepada pemerintah Frank Bainimarama di Fiji telah menjadi
masalah antara pemerintah dan oposisi di Vanuatu dan sekarang terjadi
pada Papua Barat.” kata Fraenkel.
Namun Fraenkel berpendapat, Pemerintah Vanuatu yang belakangan ini
berubah sikap terhadap gerakan Papua Merdeka dikarenakan meningkatnya
diplomasi Indonesia di kawasan pasifik. Kemudian Indonesia sendiri telah
berubah selama dekade terakhir dengan pergeseran ke arah demokrasi
serta pengakuan adanya situasi yang rumit dalam sikap kebijakan terhadap
posisi Papua Barat dan Papua di Indonesia.
Mengenai simpati besar yang ditunjukkan oleh publik (masyarakat)
Melanesia belakangan ini terhadap apa yang terjadi di Papua Barat,
Fraenkel mengatakan diantara solidaritas negara-negara Melanesia, apa
yang terjadi di Indonesia atau di Papua Barat, masyarakat Melanesia akan
melakukan kontak dengan perwakilan gerakan Kemerdekaan Papua Barat. Hal
ini berjalan dengan sangat baik, menurut Fraenkel.
Meski demikian, Fraenkel mengakui adanya perbedaan pendapat di Papua
Barat. Dalam gerakan di Papua ada yang menginginkan otonomi yang lebih
luas, yang lebih besar dari sebuah pemerintahan sendiri. Menurutnya,
meskipun ada gerakan kemerdekaan yang menguat dan trend Pemilu yang
cenderung menunjukan dukungan untuk pembebasan Papua Barat, tetap saja
ada pandangan yang berbeda juga tentang bagaimana menyesuaikan diri dan
bernegosiasi dengan Jakarta. Namun situasi ini bisa berubah.
"Tentu saja, itu mungkin berubah jika ada penguatan gerakan kemerdekaan
atau kesulitan lebih lanjut di Indonesia. Tapi saya pikir itu pasti
sangat penting dalam militer, misalnya, dan elit politik untuk menjaga
Papua Barat.” jelas Fraenkel.
Tentang sikap politik Indonesia terhadap Pasifik saat ini, menurut
Fraenkel Indonesia tak memandang negara-negara Melanesia untuk dijadikan
sekutu. Indonesia lebih peduli pada masalah internalnya dan posisinya
di Asia Tenggara.
"Indonesia jauh lebih peduli tentang masalah internalnya sendiri dan
posisinya di Asia Tenggara dan tidak begitu peduli dengan diplomasi
Melanesia, meskipun telah ada beberapa peningkatan selama beberapa bulan
terakhir.” kata Fraenkel. (Jubi/Victor Mambor)
|